Nama
: yuyum mukhalimah
Nim:
afb 109 030
Kasus : kebingungan memilih jenjang
pendidikan di perguruan tinggi, diploma III atau strata 1
Konseli : beatris ara
Beatris
adalah seorang siswi kelas XII IPA SMA Negeri 1 palangka raya. Ia anak rajin
dan pandai. Dalam setiap pembagian raport ia selalu mendapatkan rangking satu.
DI kelas XII ini sekolah beatris mengadakan tes minat dan jurusan untuk masuk
universitas, dari hasil tes minat dan bakat beatris disaran kan masuk jurusan
ilmu pendidikan, selain itu ia di anjurkan untuk melanjutkan jenjang strata,
hal ini sesuai degan cita- citanya sejak masih duduk di bangku smp, yaitu
menjadi sarjana. Akan tetapi akhir-akhir ini beatris menjadi resah dan
cemas ia tidak dapat berkonsentrasi lagi
dalam belajar dan sering merenung di kelas, kemuidian ia menghadap konselor
sekolah untuk membicarakan masalahnya, Hal yang di alami heri adalah ia bingung
karena harapannya untuk menjadiu sarjana bertentangan dengan harapan orang
tuanya, orang tua beatris menyarankan agar
ia melanjutkan kejenjang diploma .
**ko=
Konselor
*ki = konseling
Ki : tok, tok (mengetuk pintu) halo bu
selamat siang.
Ko : ya, beatris selamat siang, ayo masuk, silahkan
duduk, kok sendirian saja?
Ki : iya bu, teman-teman sudah pulang.
Ko : hari ini memang pulang agak cepat, ya.
Oh iya ibu jadi ingat , selamat ya minggu lalu kamu menang dalam lomba
olimpiade fisika tingkat propinsi
Ki : ya bu terima kasih banyak, saya waktu
itu berusaha seoptimal mungkin dan ternyata bisa mendapat juara 1
Ko : saya bangga dengan kamu, padahal saingan
kamu dari SMA ternama di palangka raya, pertahankan terus ya kemampuannmu itu
Ki : semua juga berkat ibu selama ini,
emm…bu saya boleh mengungkapkan sesuatu nggak? Karena saya sekarang sedang
tidak tenang, bu..
Ko : Boleh beatris, ibu siap membantu mu,
coba kamu ceritakan apa yang sedang kamu rasakan hal yang mengganggu kamu saat
ini
Ki : saya sekarang sedang bingung bu…
Ko : bingung?
Ki : karena kebingungan itu saya tidak bisa
konsentrasi belajar bu…
Ko : jadi sekarang kamu tidak bisa
berkonsentrasi pada pelajaran karena mengalami kebingungan
Ki : selain itu saja juga sering merenung di
kelas, bu.
Ko : jadi kebingungan mu juga membuatkamu
ingin menyendiri
Ki : betul bu
Ko : ada hal lain yang masih mengganggu
pikirannmu saat ini?
Ki : selain kebingungan dalam pikiran saya,
saya juga resah dan cemas, bu
Ko : jadi persaan mu saat ini juga terganggu
sehingga kamu resah dan cemas
Ki : ya itulah yang saya alami bu
Ko : ya baiklah beatris mari kita lihat
masalahmu ini lebih jauh
Ko : tadi kamu mengatakan pikiranmu bingung
dan kamu mersa cemas, resah , nah kalu ibu boleh tahu, apa yang menyebabkan hal
itu?
Ki : saya kan sudah kelas XII bu, dan
setelah lulus saya ingin melanjutkan ke universitas
Ko : lalu
Ki : sebenarnya sejak smp saya bercita-cita
setelah lulus sma saya akan kuliah S1, sayangnya harapan saya itu bertentangan
dengan harapan orang tua saya..
Ko : Tampaknya ada perbedaan prinsip dalam
menentukan masa depanmu nah , sebenarnya apa yang membedakan harapanmu dengan
harapan oranmg tua mu?
Ki : saya kan ingin jadai sarjana, sedangkan
oran tua ingin saya kuliah D3 saja karena ketiga adik saya masih butuh biaya
studi, orang tua mengharapkan jika kuliah D3 saya bisa cepat lulus dan bekerja,
selanjutnya bisa membantu membiayai studi adik-adik saya.
Ko : ya, apakah hal tersebut berarti ada
kesulitan keuangan dari keluargamu sehingga orangtua mu menyarankan untuk
kuliah di jenjang diploma saja?
Ki : mungkin hal itu menjadi dasarnya bu,
meskipun orangtua saya tidak pernah membicarakan keuangannya, apalagi beapa sih
bu pendapatan seorang petani seperti bapak saya.
Ko : selanjutnya kira-kira jika kamu lulus
dan kamu ingin melanjutkan kuliah di universitas mana yang menjadi
alternatifmu?
Ki : yang saya akan pilih dulu yang negeri ,
bu. Dan kalau tidak diterima saya akan masuk swasta, tapi yang sudah terbukti
bagus.
Ko : nah, bagaimana dengan harapan orang
tuamu
Ki : kalau orang tua saya mengharapkan
kuliah yang cepat selesai dan menyarankan kuliah D3 agar cepat lulus dan
bekerja dan bisa membantu membiayai studi adik-adik saya
Ko : nah, dari pembicaraan kita sekarang
perbedaan harapanmu dengan orang tuamu mulai nampak jelas
Ki : nah, itulah yang menyebabkan
kebingungan saya saat ini bu, lalu apa yang harus saya lakukan bu?
Ko : baik, kita kan mencari jalan keluar yang
tepat bersama-sama
Ko : baiklah beatris tadi dari awal kamu
mengatakan sedang bingung, tidak dapat berkonsentrasi dalam belajar, cemas dan
resah , semua hal itu terjadi karena kamu sedang menglami kebingungan untuk
memilih jenjang yang sesuai harapanmu, dan harapan orang tuamu, seperti itu
kan?
Ki : ya bu benar sekali
Ko : mari kita lihat satu-satu keuntungan dan
kerugian masing-masing jenjang
Ki : baik bu
Ko : nah sekarang coba kira-kira apa yang
menjadi keuntungan jika kamu kuliah S1 di jurusan ilmu pendidikan
Ki : keuntungan saya kuliah S1, saya kan
mendapat gelar sarjana , sesuai dengan cita-cita saya sejak smp, yang jelas
jenjang karirnya
Ko : bagai mana dengan keuntunga kuliah D3?
Ki : kalau D3 waktu kuliahnya sungkat bu,
hanya tiga tahun, artinya pengeluaran tidak terlalu banyak dan pasti didukung
orang tua saya karena sesuai dengan harapan orang tua saya
Ko : kalau sudah melihat keuntungan jika kamu
harus kuliah di jenjang strata atau diploma, sekarang mari kita lihat
kerugiannya,
Ki : kerugiannya, jika kuliah S1 studinya
lebih lama dan pasti mengeluarkan banyak biaya, dan tidak sesuai dengan harapan
orang tua
Ko : kalau kerugian kuliah D3?
Ki : tidak sesuai dengan cita-cita saya bu,
dan tidakn akan mendapat gelar sarjana , nah setelah saya mengungkapkan
keuntungan dan kerugian masing-masing jenjang saya juga masih bingung bu harus memilih yang mana
Ko : ya untuk itu langkah selanjutnya saya
akan bertanya pada kamu lagi, mungkinkah kamu kuliah D3?
Ki : ya mungkin bu… tapi
Ko : tapi?
Ki : saya ragu bu
Ko : beatris, ibu jadi bingung kamu
mengatakan mungkin saja, dan selanjutnya kamu sedih, apa maksud kamu tersebut?
Ki : dengan pertanyaan ibu tadi apakah saya
harus mengambil kuliah D3 bu?
Ko : oh. Bukan begitu maksud ibu , dengan
pertanyaan itu kita akan semakin mudah memetakan pilihan-pilihan, bagaimana
bisa kita lanjutkan ?
Ki : baik bu..
Ko : saya mau bertanya lebih lanjut, inginkah
dan bisakah kamu sebenarnya jika kita harus kuliah D3?
Ki : ya kalau dari hati saya sendiri saya
bisa bu, tapi tidak ingin, tapi saya bingung bu dengan tuntutan orang tua saya
padahal jika di paksakan saya yakin kuliah saya bisa bermasalah bu
Ko : bermasalah ? apa maksudmu?
Ki : pasrti saya akan malas-malasan bu dan
saya tidaka akan belajar
Ko : ibu tidak setuju dengan pikiranmu yang
seperti itu, bagaimanapun juga semua siswa itu harus belajar menuntut ilmu,
jadi tidak ada kata untuk bermalas-malasan
Ki : he,,he betul juga bu, pikiran saya kok
jadi salah begini
Ko : bagus, jalan pikiranmu mulai terbuka
nah, beatris apakah nanti kami akan tetap memilih kuliah D1 ?
Ki : tampaknya begitu bu saya memang
harus kejenjang S1
Ko : tampaknya keputusanmu ini sudah bulat
ya, terus bagaimana dengan harapan orang tua kamu tentang kuliah D3?
Ki : aduhhh….kalau itu saya juga bingung bu
apakah ibu punya usul?
Ko : sebelu ibu memberikan usul, ibu mau
tanya dulu, kalau kamu mantap kuliah S1, bagai mana denmgan biaya studimu
nanti, di sini orang tuamu juga kesulitan biaya?
Ki :ya, memang bu pasti nanti da kendala
dengan biaya ekonomi dari keluarga saya, saya kan berusaha mencari beasiswa di
universitas yang nanati saya pilih dan saya akan kuliah sambil kerja, saya punya
keahlian dalam mengajar anak-anak, jadi saya bisa gunakan itu.
Ko : apakah nanti kamu tidaka kesulitan untuk
membagi waktu kuliah dan kerja
Ki : saya rasa mampu bu karena jenis
pekerjaan sampingan saya akan saya lakukan di rumah.
Ko : yang kamu katakan itu karena kamu
bersemangat atau hanya karena untuk mencari jalan keluar sesaat?
Ki : justru itu ksemangat saya bu
Ko : saya mendukung semangat kamu tersebut,
yakinlah kamu bisa dan jangan menyerah ya
Ki : terima kasih ya bu dukungannya?
Ko : nah, untuk beasiswa yang akan kamu cari,
biasanya akan ada konsekuensi khusus dari pihak universitas, maksudnnya kamu
juga akan dituntut untuk mendapat nilai yang mereka tentukan apakah kamu siap?
Ki : saya rasa dalam hal nilai dan prestasi
di un iversitas, saya juga bisa memebuhi
Ko : kalau melihat kemampuanmu sekarang ibu
tidak ragu, nah masuk di universitas negeri ibu usulkan kamu masuk program
siswa unggulan saja dan daftar melalui sekolah
Ki : ada ya bu?
Ko : ada UNPAR menyediakan jalur bibit unggul
bagi siswa yang berprestasi, kamu lengkapi saja persyaratannya nanti biar ibu
yang rekomendasikannya
Ki : baik nu, nanti akan saya lengkapi
syarat-syaratnya, terus bagaimana ya bu saya harus bicara dengan orang tua saya
tentang pilihan saya ini, nanti saya takut orang tua akan marah-marah
Ko : nanti sepulang sekolah atau pada waktu
malam hari saat keluargamu sedang santai, coba kamu bicarakan secra baik-baik
dengan orang tuamu, ibu yakin jika kamu belajar terbuaka kepada orang tuamu
mereka pasti akan memahami kamu
Ki : ok, bu saya siap
Ko : nah begitu dong, untuk pilihan
universitas kamu mantap memilih UNPAR?
Ki : ya bu saya akan mencoba masuk program
bibit unggul, juka tidak diterima baru mencari swasta
Ko : ya baiklah beatris tampaknya
kebingunganmu sekarang sudah terjawab bukan?
Ki : sudah bu, saya merasa baikan
Ko : jadi kamu sedah merasa baikan, saya ikut
senang, sebelum kita akhiri pertemuan kita, ibu akan merangkum dulu pembicaraan
kita dari awal hingga akhir
Ko : dari awal kita bicra tadi, pertama-tama
kamu datang merasa cekas, bingung, resah, suka merenung di kelas, karena
harapanmu dengan orang tua mu berbeda, yaitu mengenai jenjang yang harus di
ambil setelah lulus , kamu menginginkan kuliah S1 sedangkan orang tua
menginginkan D3, dan akhirnya kamu bisa menentukan pilihannmu sendiri dan
memutuskan kulia S1 dan kamu akan mencari tambhan biaya kuliah sendiri dengan
kerja sampingan, kamu juga akan membicarakan keputusanmu ini dengan orang tua
seperti itu kan?
Ki : benar sekali bu
Ko : nah pertemuan kita sudah sampai pada
kejelasan masalahmu, apakah ada hal lain yang ingin kamu ungkapkan lagi?
Ki : saya kira sudah tidak ada lagi bu,
terimakasih banyak ya bu, saya pamit dulu
Ko : baik, jika begitu, silahkan pulang,
hati-hati ya jangan segan untuk datang menemui ibu lagi…
Ki : selamat siang bu..
Ko : ya siang...
----end----
Tidak ada komentar:
Posting Komentar