Minggu, 10 Juni 2012

verbatim bimbingan

Nama : yuyum mukhalimah
Nim: afb 109 030

Kasus             : kebingungan memilih jenjang pendidikan di perguruan tinggi, diploma III atau strata 1
Konseli           : beatris ara

Beatris adalah seorang siswi kelas XII IPA SMA Negeri 1 palangka raya. Ia anak rajin dan pandai. Dalam setiap pembagian raport ia selalu mendapatkan rangking satu. DI kelas XII ini sekolah beatris mengadakan tes minat dan jurusan untuk masuk universitas, dari hasil tes minat dan bakat beatris disaran kan masuk jurusan ilmu pendidikan, selain itu ia di anjurkan untuk melanjutkan jenjang strata, hal ini sesuai degan cita- citanya sejak masih duduk di bangku smp, yaitu menjadi sarjana. Akan tetapi akhir-akhir ini beatris menjadi resah dan cemas  ia tidak dapat berkonsentrasi lagi dalam belajar dan sering merenung di kelas, kemuidian ia menghadap konselor sekolah untuk membicarakan masalahnya, Hal yang di alami heri adalah ia bingung karena harapannya untuk menjadiu sarjana bertentangan dengan harapan orang tuanya, orang tua beatris menyarankan agar  ia melanjutkan kejenjang diploma .



**ko= Konselor
*ki = konseling

Ki       : tok, tok (mengetuk pintu) halo bu selamat siang.
Ko      : ya, beatris selamat siang, ayo masuk, silahkan duduk, kok sendirian saja?
Ki       : iya bu, teman-teman sudah pulang.
Ko      : hari ini memang pulang agak cepat, ya. Oh iya ibu jadi ingat , selamat ya minggu lalu kamu menang dalam lomba olimpiade fisika tingkat propinsi
Ki       : ya bu terima kasih banyak, saya waktu itu berusaha seoptimal mungkin dan ternyata bisa mendapat juara 1
Ko      : saya bangga dengan kamu, padahal saingan kamu dari SMA ternama di palangka raya, pertahankan terus ya kemampuannmu itu
Ki       : semua juga berkat ibu selama ini, emm…bu saya boleh mengungkapkan sesuatu nggak? Karena saya sekarang sedang tidak tenang, bu..
Ko      : Boleh beatris, ibu siap membantu mu, coba kamu ceritakan apa yang sedang kamu rasakan hal yang mengganggu kamu saat ini
Ki       : saya sekarang sedang bingung bu…
Ko      : bingung?
Ki       : karena kebingungan itu saya tidak bisa konsentrasi belajar bu…
Ko      : jadi sekarang kamu tidak bisa berkonsentrasi pada pelajaran karena mengalami kebingungan
Ki       : selain itu saja juga sering merenung di kelas, bu.
Ko      : jadi kebingungan mu juga membuatkamu ingin menyendiri
Ki       : betul bu
Ko      : ada hal lain yang masih mengganggu pikirannmu saat ini?
Ki       : selain kebingungan dalam pikiran saya, saya juga resah dan cemas, bu
Ko      : jadi persaan mu saat ini juga terganggu sehingga kamu resah dan cemas
Ki       : ya itulah yang saya alami bu
Ko      : ya baiklah beatris mari kita lihat masalahmu ini lebih jauh
Ko      : tadi kamu mengatakan pikiranmu bingung dan kamu mersa cemas, resah , nah kalu ibu boleh tahu, apa yang menyebabkan hal itu?
Ki       : saya kan sudah kelas XII bu, dan setelah lulus saya ingin melanjutkan ke universitas
Ko      : lalu
Ki       : sebenarnya sejak smp saya bercita-cita setelah lulus sma saya akan kuliah S1, sayangnya harapan saya itu bertentangan dengan harapan orang tua saya..
Ko      : Tampaknya ada perbedaan prinsip dalam menentukan masa depanmu nah , sebenarnya apa yang membedakan harapanmu dengan harapan oranmg tua mu?
Ki       : saya kan ingin jadai sarjana, sedangkan oran tua ingin saya kuliah D3 saja karena ketiga adik saya masih butuh biaya studi, orang tua mengharapkan jika kuliah D3 saya bisa cepat lulus dan bekerja, selanjutnya bisa membantu membiayai studi adik-adik saya.
Ko      : ya, apakah hal tersebut berarti ada kesulitan keuangan dari keluargamu sehingga orangtua mu menyarankan untuk kuliah di jenjang diploma saja?
Ki       : mungkin hal itu menjadi dasarnya bu, meskipun orangtua saya tidak pernah membicarakan keuangannya, apalagi beapa sih bu pendapatan seorang petani seperti bapak saya.
Ko      : selanjutnya kira-kira jika kamu lulus dan kamu ingin melanjutkan kuliah di universitas mana yang menjadi alternatifmu?
Ki       : yang saya akan pilih dulu yang negeri , bu. Dan kalau tidak diterima saya akan masuk swasta, tapi yang sudah terbukti bagus.
Ko      : nah, bagaimana dengan harapan orang tuamu
Ki       : kalau orang tua saya mengharapkan kuliah yang cepat selesai dan menyarankan kuliah D3 agar cepat lulus dan bekerja dan bisa membantu membiayai studi adik-adik saya
Ko      : nah, dari pembicaraan kita sekarang perbedaan harapanmu dengan orang tuamu mulai nampak jelas
Ki       : nah, itulah yang menyebabkan kebingungan saya saat ini bu, lalu apa yang harus saya lakukan bu?
Ko      : baik, kita kan mencari jalan keluar yang tepat bersama-sama
Ko      : baiklah beatris tadi dari awal kamu mengatakan sedang bingung, tidak dapat berkonsentrasi dalam belajar, cemas dan resah , semua hal itu terjadi karena kamu sedang menglami kebingungan untuk memilih jenjang yang sesuai harapanmu, dan harapan orang tuamu, seperti itu kan?
Ki       : ya bu benar sekali
Ko      : mari kita lihat satu-satu keuntungan dan kerugian masing-masing jenjang
Ki       : baik bu
Ko      : nah sekarang coba kira-kira apa yang menjadi keuntungan jika kamu kuliah S1 di jurusan ilmu pendidikan
Ki       : keuntungan saya kuliah S1, saya kan mendapat gelar sarjana , sesuai dengan cita-cita saya sejak smp, yang jelas jenjang karirnya
Ko      : bagai mana dengan keuntunga kuliah D3?
Ki       : kalau D3 waktu kuliahnya sungkat bu, hanya tiga tahun, artinya pengeluaran tidak terlalu banyak dan pasti didukung orang tua saya karena sesuai dengan harapan orang tua saya
Ko      : kalau sudah melihat keuntungan jika kamu harus kuliah di jenjang strata atau diploma, sekarang mari kita lihat kerugiannya,
Ki       : kerugiannya, jika kuliah S1 studinya lebih lama dan pasti mengeluarkan banyak biaya, dan tidak sesuai dengan harapan orang tua
Ko      : kalau kerugian kuliah D3?
Ki       : tidak sesuai dengan cita-cita saya bu, dan tidakn akan mendapat gelar sarjana , nah setelah saya mengungkapkan keuntungan dan kerugian masing-masing jenjang saya juga masih bingung bu  harus memilih yang mana
Ko      : ya untuk itu langkah selanjutnya saya akan bertanya pada kamu lagi, mungkinkah kamu kuliah D3?
Ki       : ya mungkin bu… tapi
Ko      : tapi?
Ki       : saya ragu bu          
Ko      : beatris, ibu jadi bingung kamu mengatakan mungkin saja, dan selanjutnya kamu sedih, apa maksud kamu tersebut?
Ki       : dengan pertanyaan ibu tadi apakah saya harus mengambil kuliah D3 bu?
Ko      : oh. Bukan begitu maksud ibu , dengan pertanyaan itu kita akan semakin mudah memetakan pilihan-pilihan, bagaimana bisa kita lanjutkan ?
Ki       : baik bu..
Ko      : saya mau bertanya lebih lanjut, inginkah dan bisakah kamu sebenarnya jika kita harus kuliah D3?
Ki       : ya kalau dari hati saya sendiri saya bisa bu, tapi tidak ingin, tapi saya bingung bu dengan tuntutan orang tua saya padahal jika di paksakan saya yakin kuliah saya bisa bermasalah bu
Ko      : bermasalah ? apa maksudmu?
Ki       : pasrti saya akan malas-malasan bu dan saya tidaka akan belajar
Ko      : ibu tidak setuju dengan pikiranmu yang seperti itu, bagaimanapun juga semua siswa itu harus belajar menuntut ilmu, jadi tidak ada kata untuk bermalas-malasan
Ki       : he,,he betul juga bu, pikiran saya kok jadi salah begini
Ko      : bagus, jalan pikiranmu mulai terbuka nah, beatris apakah nanti kami akan tetap memilih kuliah D1 ?
Ki       : tampaknya begitu bu saya memang harus  kejenjang S1
Ko      : tampaknya keputusanmu ini sudah bulat ya, terus bagaimana dengan harapan orang tua kamu tentang kuliah D3?
Ki       : aduhhh….kalau itu saya juga bingung bu apakah ibu punya usul?
Ko      : sebelu ibu memberikan usul, ibu mau tanya dulu, kalau kamu mantap kuliah S1, bagai mana denmgan biaya studimu nanti, di sini orang tuamu juga kesulitan biaya?
Ki       :ya, memang bu pasti nanti da kendala dengan biaya ekonomi dari keluarga saya, saya kan berusaha mencari beasiswa di universitas yang nanati saya pilih dan saya akan kuliah sambil kerja, saya punya keahlian dalam mengajar anak-anak, jadi saya bisa gunakan itu.
Ko      : apakah nanti kamu tidaka kesulitan untuk membagi waktu kuliah dan kerja
Ki       : saya rasa mampu bu karena jenis pekerjaan sampingan saya akan saya lakukan di rumah.
Ko      : yang kamu katakan itu karena kamu bersemangat atau hanya karena untuk mencari jalan keluar  sesaat?
Ki       : justru itu ksemangat saya bu
Ko      : saya mendukung semangat kamu tersebut, yakinlah kamu bisa dan jangan menyerah ya
Ki       : terima kasih ya bu dukungannya?
Ko      : nah, untuk beasiswa yang akan kamu cari, biasanya akan ada konsekuensi khusus dari pihak universitas, maksudnnya kamu juga akan dituntut untuk mendapat nilai yang mereka tentukan apakah kamu siap?
Ki       : saya rasa dalam hal nilai dan prestasi di un iversitas, saya juga bisa memebuhi
Ko      : kalau melihat kemampuanmu sekarang ibu tidak ragu, nah masuk di universitas negeri ibu usulkan kamu masuk program siswa unggulan saja dan daftar melalui sekolah
Ki       : ada ya bu?
Ko      : ada UNPAR menyediakan jalur bibit unggul bagi siswa yang berprestasi, kamu lengkapi saja persyaratannya nanti biar ibu yang rekomendasikannya
Ki       : baik nu, nanti akan saya lengkapi syarat-syaratnya, terus bagaimana ya bu saya harus bicara dengan orang tua saya tentang pilihan saya ini, nanti saya takut orang tua akan marah-marah
Ko      : nanti sepulang sekolah atau pada waktu malam hari saat keluargamu sedang santai, coba kamu bicarakan secra baik-baik dengan orang tuamu, ibu yakin jika kamu belajar terbuaka kepada orang tuamu mereka pasti akan memahami kamu
Ki       : ok, bu saya siap
Ko      : nah begitu dong, untuk pilihan universitas kamu mantap memilih UNPAR?
Ki       : ya bu saya akan mencoba masuk program bibit unggul, juka tidak diterima baru mencari swasta
Ko      : ya baiklah beatris tampaknya kebingunganmu sekarang sudah terjawab bukan?
Ki       : sudah bu, saya merasa baikan
Ko      : jadi kamu sedah merasa baikan, saya ikut senang, sebelum kita akhiri pertemuan kita, ibu akan merangkum dulu pembicaraan kita dari awal hingga akhir
Ko      : dari awal kita bicra tadi, pertama-tama kamu datang merasa cekas, bingung, resah, suka merenung di kelas, karena harapanmu dengan orang tua mu berbeda, yaitu mengenai jenjang yang harus di ambil setelah lulus , kamu menginginkan kuliah S1 sedangkan orang tua menginginkan D3, dan akhirnya kamu bisa menentukan pilihannmu sendiri dan memutuskan kulia S1 dan kamu akan mencari tambhan biaya kuliah sendiri dengan kerja sampingan, kamu juga akan membicarakan keputusanmu ini dengan orang tua seperti itu kan?
Ki       : benar sekali bu
Ko      : nah pertemuan kita sudah sampai pada kejelasan masalahmu, apakah ada hal lain yang ingin kamu ungkapkan lagi?
Ki       : saya kira sudah tidak ada lagi bu, terimakasih banyak ya bu, saya pamit dulu
Ko      : baik, jika begitu, silahkan pulang, hati-hati ya jangan segan untuk datang menemui ibu lagi…
Ki       : selamat siang bu..
Ko      : ya siang...


----end----



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Minggu, 10 Juni 2012

verbatim bimbingan

Nama : yuyum mukhalimah
Nim: afb 109 030

Kasus             : kebingungan memilih jenjang pendidikan di perguruan tinggi, diploma III atau strata 1
Konseli           : beatris ara

Beatris adalah seorang siswi kelas XII IPA SMA Negeri 1 palangka raya. Ia anak rajin dan pandai. Dalam setiap pembagian raport ia selalu mendapatkan rangking satu. DI kelas XII ini sekolah beatris mengadakan tes minat dan jurusan untuk masuk universitas, dari hasil tes minat dan bakat beatris disaran kan masuk jurusan ilmu pendidikan, selain itu ia di anjurkan untuk melanjutkan jenjang strata, hal ini sesuai degan cita- citanya sejak masih duduk di bangku smp, yaitu menjadi sarjana. Akan tetapi akhir-akhir ini beatris menjadi resah dan cemas  ia tidak dapat berkonsentrasi lagi dalam belajar dan sering merenung di kelas, kemuidian ia menghadap konselor sekolah untuk membicarakan masalahnya, Hal yang di alami heri adalah ia bingung karena harapannya untuk menjadiu sarjana bertentangan dengan harapan orang tuanya, orang tua beatris menyarankan agar  ia melanjutkan kejenjang diploma .



**ko= Konselor
*ki = konseling

Ki       : tok, tok (mengetuk pintu) halo bu selamat siang.
Ko      : ya, beatris selamat siang, ayo masuk, silahkan duduk, kok sendirian saja?
Ki       : iya bu, teman-teman sudah pulang.
Ko      : hari ini memang pulang agak cepat, ya. Oh iya ibu jadi ingat , selamat ya minggu lalu kamu menang dalam lomba olimpiade fisika tingkat propinsi
Ki       : ya bu terima kasih banyak, saya waktu itu berusaha seoptimal mungkin dan ternyata bisa mendapat juara 1
Ko      : saya bangga dengan kamu, padahal saingan kamu dari SMA ternama di palangka raya, pertahankan terus ya kemampuannmu itu
Ki       : semua juga berkat ibu selama ini, emm…bu saya boleh mengungkapkan sesuatu nggak? Karena saya sekarang sedang tidak tenang, bu..
Ko      : Boleh beatris, ibu siap membantu mu, coba kamu ceritakan apa yang sedang kamu rasakan hal yang mengganggu kamu saat ini
Ki       : saya sekarang sedang bingung bu…
Ko      : bingung?
Ki       : karena kebingungan itu saya tidak bisa konsentrasi belajar bu…
Ko      : jadi sekarang kamu tidak bisa berkonsentrasi pada pelajaran karena mengalami kebingungan
Ki       : selain itu saja juga sering merenung di kelas, bu.
Ko      : jadi kebingungan mu juga membuatkamu ingin menyendiri
Ki       : betul bu
Ko      : ada hal lain yang masih mengganggu pikirannmu saat ini?
Ki       : selain kebingungan dalam pikiran saya, saya juga resah dan cemas, bu
Ko      : jadi persaan mu saat ini juga terganggu sehingga kamu resah dan cemas
Ki       : ya itulah yang saya alami bu
Ko      : ya baiklah beatris mari kita lihat masalahmu ini lebih jauh
Ko      : tadi kamu mengatakan pikiranmu bingung dan kamu mersa cemas, resah , nah kalu ibu boleh tahu, apa yang menyebabkan hal itu?
Ki       : saya kan sudah kelas XII bu, dan setelah lulus saya ingin melanjutkan ke universitas
Ko      : lalu
Ki       : sebenarnya sejak smp saya bercita-cita setelah lulus sma saya akan kuliah S1, sayangnya harapan saya itu bertentangan dengan harapan orang tua saya..
Ko      : Tampaknya ada perbedaan prinsip dalam menentukan masa depanmu nah , sebenarnya apa yang membedakan harapanmu dengan harapan oranmg tua mu?
Ki       : saya kan ingin jadai sarjana, sedangkan oran tua ingin saya kuliah D3 saja karena ketiga adik saya masih butuh biaya studi, orang tua mengharapkan jika kuliah D3 saya bisa cepat lulus dan bekerja, selanjutnya bisa membantu membiayai studi adik-adik saya.
Ko      : ya, apakah hal tersebut berarti ada kesulitan keuangan dari keluargamu sehingga orangtua mu menyarankan untuk kuliah di jenjang diploma saja?
Ki       : mungkin hal itu menjadi dasarnya bu, meskipun orangtua saya tidak pernah membicarakan keuangannya, apalagi beapa sih bu pendapatan seorang petani seperti bapak saya.
Ko      : selanjutnya kira-kira jika kamu lulus dan kamu ingin melanjutkan kuliah di universitas mana yang menjadi alternatifmu?
Ki       : yang saya akan pilih dulu yang negeri , bu. Dan kalau tidak diterima saya akan masuk swasta, tapi yang sudah terbukti bagus.
Ko      : nah, bagaimana dengan harapan orang tuamu
Ki       : kalau orang tua saya mengharapkan kuliah yang cepat selesai dan menyarankan kuliah D3 agar cepat lulus dan bekerja dan bisa membantu membiayai studi adik-adik saya
Ko      : nah, dari pembicaraan kita sekarang perbedaan harapanmu dengan orang tuamu mulai nampak jelas
Ki       : nah, itulah yang menyebabkan kebingungan saya saat ini bu, lalu apa yang harus saya lakukan bu?
Ko      : baik, kita kan mencari jalan keluar yang tepat bersama-sama
Ko      : baiklah beatris tadi dari awal kamu mengatakan sedang bingung, tidak dapat berkonsentrasi dalam belajar, cemas dan resah , semua hal itu terjadi karena kamu sedang menglami kebingungan untuk memilih jenjang yang sesuai harapanmu, dan harapan orang tuamu, seperti itu kan?
Ki       : ya bu benar sekali
Ko      : mari kita lihat satu-satu keuntungan dan kerugian masing-masing jenjang
Ki       : baik bu
Ko      : nah sekarang coba kira-kira apa yang menjadi keuntungan jika kamu kuliah S1 di jurusan ilmu pendidikan
Ki       : keuntungan saya kuliah S1, saya kan mendapat gelar sarjana , sesuai dengan cita-cita saya sejak smp, yang jelas jenjang karirnya
Ko      : bagai mana dengan keuntunga kuliah D3?
Ki       : kalau D3 waktu kuliahnya sungkat bu, hanya tiga tahun, artinya pengeluaran tidak terlalu banyak dan pasti didukung orang tua saya karena sesuai dengan harapan orang tua saya
Ko      : kalau sudah melihat keuntungan jika kamu harus kuliah di jenjang strata atau diploma, sekarang mari kita lihat kerugiannya,
Ki       : kerugiannya, jika kuliah S1 studinya lebih lama dan pasti mengeluarkan banyak biaya, dan tidak sesuai dengan harapan orang tua
Ko      : kalau kerugian kuliah D3?
Ki       : tidak sesuai dengan cita-cita saya bu, dan tidakn akan mendapat gelar sarjana , nah setelah saya mengungkapkan keuntungan dan kerugian masing-masing jenjang saya juga masih bingung bu  harus memilih yang mana
Ko      : ya untuk itu langkah selanjutnya saya akan bertanya pada kamu lagi, mungkinkah kamu kuliah D3?
Ki       : ya mungkin bu… tapi
Ko      : tapi?
Ki       : saya ragu bu          
Ko      : beatris, ibu jadi bingung kamu mengatakan mungkin saja, dan selanjutnya kamu sedih, apa maksud kamu tersebut?
Ki       : dengan pertanyaan ibu tadi apakah saya harus mengambil kuliah D3 bu?
Ko      : oh. Bukan begitu maksud ibu , dengan pertanyaan itu kita akan semakin mudah memetakan pilihan-pilihan, bagaimana bisa kita lanjutkan ?
Ki       : baik bu..
Ko      : saya mau bertanya lebih lanjut, inginkah dan bisakah kamu sebenarnya jika kita harus kuliah D3?
Ki       : ya kalau dari hati saya sendiri saya bisa bu, tapi tidak ingin, tapi saya bingung bu dengan tuntutan orang tua saya padahal jika di paksakan saya yakin kuliah saya bisa bermasalah bu
Ko      : bermasalah ? apa maksudmu?
Ki       : pasrti saya akan malas-malasan bu dan saya tidaka akan belajar
Ko      : ibu tidak setuju dengan pikiranmu yang seperti itu, bagaimanapun juga semua siswa itu harus belajar menuntut ilmu, jadi tidak ada kata untuk bermalas-malasan
Ki       : he,,he betul juga bu, pikiran saya kok jadi salah begini
Ko      : bagus, jalan pikiranmu mulai terbuka nah, beatris apakah nanti kami akan tetap memilih kuliah D1 ?
Ki       : tampaknya begitu bu saya memang harus  kejenjang S1
Ko      : tampaknya keputusanmu ini sudah bulat ya, terus bagaimana dengan harapan orang tua kamu tentang kuliah D3?
Ki       : aduhhh….kalau itu saya juga bingung bu apakah ibu punya usul?
Ko      : sebelu ibu memberikan usul, ibu mau tanya dulu, kalau kamu mantap kuliah S1, bagai mana denmgan biaya studimu nanti, di sini orang tuamu juga kesulitan biaya?
Ki       :ya, memang bu pasti nanti da kendala dengan biaya ekonomi dari keluarga saya, saya kan berusaha mencari beasiswa di universitas yang nanati saya pilih dan saya akan kuliah sambil kerja, saya punya keahlian dalam mengajar anak-anak, jadi saya bisa gunakan itu.
Ko      : apakah nanti kamu tidaka kesulitan untuk membagi waktu kuliah dan kerja
Ki       : saya rasa mampu bu karena jenis pekerjaan sampingan saya akan saya lakukan di rumah.
Ko      : yang kamu katakan itu karena kamu bersemangat atau hanya karena untuk mencari jalan keluar  sesaat?
Ki       : justru itu ksemangat saya bu
Ko      : saya mendukung semangat kamu tersebut, yakinlah kamu bisa dan jangan menyerah ya
Ki       : terima kasih ya bu dukungannya?
Ko      : nah, untuk beasiswa yang akan kamu cari, biasanya akan ada konsekuensi khusus dari pihak universitas, maksudnnya kamu juga akan dituntut untuk mendapat nilai yang mereka tentukan apakah kamu siap?
Ki       : saya rasa dalam hal nilai dan prestasi di un iversitas, saya juga bisa memebuhi
Ko      : kalau melihat kemampuanmu sekarang ibu tidak ragu, nah masuk di universitas negeri ibu usulkan kamu masuk program siswa unggulan saja dan daftar melalui sekolah
Ki       : ada ya bu?
Ko      : ada UNPAR menyediakan jalur bibit unggul bagi siswa yang berprestasi, kamu lengkapi saja persyaratannya nanti biar ibu yang rekomendasikannya
Ki       : baik nu, nanti akan saya lengkapi syarat-syaratnya, terus bagaimana ya bu saya harus bicara dengan orang tua saya tentang pilihan saya ini, nanti saya takut orang tua akan marah-marah
Ko      : nanti sepulang sekolah atau pada waktu malam hari saat keluargamu sedang santai, coba kamu bicarakan secra baik-baik dengan orang tuamu, ibu yakin jika kamu belajar terbuaka kepada orang tuamu mereka pasti akan memahami kamu
Ki       : ok, bu saya siap
Ko      : nah begitu dong, untuk pilihan universitas kamu mantap memilih UNPAR?
Ki       : ya bu saya akan mencoba masuk program bibit unggul, juka tidak diterima baru mencari swasta
Ko      : ya baiklah beatris tampaknya kebingunganmu sekarang sudah terjawab bukan?
Ki       : sudah bu, saya merasa baikan
Ko      : jadi kamu sedah merasa baikan, saya ikut senang, sebelum kita akhiri pertemuan kita, ibu akan merangkum dulu pembicaraan kita dari awal hingga akhir
Ko      : dari awal kita bicra tadi, pertama-tama kamu datang merasa cekas, bingung, resah, suka merenung di kelas, karena harapanmu dengan orang tua mu berbeda, yaitu mengenai jenjang yang harus di ambil setelah lulus , kamu menginginkan kuliah S1 sedangkan orang tua menginginkan D3, dan akhirnya kamu bisa menentukan pilihannmu sendiri dan memutuskan kulia S1 dan kamu akan mencari tambhan biaya kuliah sendiri dengan kerja sampingan, kamu juga akan membicarakan keputusanmu ini dengan orang tua seperti itu kan?
Ki       : benar sekali bu
Ko      : nah pertemuan kita sudah sampai pada kejelasan masalahmu, apakah ada hal lain yang ingin kamu ungkapkan lagi?
Ki       : saya kira sudah tidak ada lagi bu, terimakasih banyak ya bu, saya pamit dulu
Ko      : baik, jika begitu, silahkan pulang, hati-hati ya jangan segan untuk datang menemui ibu lagi…
Ki       : selamat siang bu..
Ko      : ya siang...


----end----



Tidak ada komentar:

Posting Komentar